Puluhan ton ikan budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) di Desa Awang Bangkal Barat, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, mati dalam tiga hari terakhir.
Kematian ikan budidaya yang didominasi jenis nila dan bawal, diakui pembudidaya Maksudi alami kematian sejak senin, dan pada hari ini paling banyak.
“pada hari Senin kemarin ikan sudah terlihat ada gejala dan ada yang mati, dan hari ini banyak yang mati,” ungkapnya
Matinya ikan budidaya KJA diakui Maksudi sangat merugikan, yang ditaksir dalam satu KJA alami kerugian hingga 25 juta rupiah.
“Kalau kita perkirakan satu orang punya 4 KJA, maka kerugian 100 juta an, kali ratusan keramba jaring apung,”ucapnya.
Lanjut Maksudi, kematian ikan diduga dikarenakan oksigen di air hanya 0,8, yang diprediksi jika terus seperti itu ikan akan terus alami kematian.
“Tadi dari pihak perikanan sudah melakukan pengcekan air dan didapati oksigen air 0,8, untuk PH air masih normal, dan berkemungkinan akan terus mengalami kematian,” jelasnya.
Permohonan kepada pihak Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Aranio melalui Babinsa dan pihak desa, beber Maksudi, untuk dilakukan pembukaan pintu air sudah dilakukan.
Selain itu, pembudidaya ikan KJA lainnya Ijur mengaku, dirinya alami kerugian ratusan juta dengan matinya ikan budidaya.
“Diperkirakan rugi ratusan juta, karena rata rata ikan yang mati ini tidak lama lagi panen,” ujarnya.