Untuk Kota Banjarbaru kedepan yang lebih baik perihal perkembangan pembangunan, Bakal Calon Walikota Erna Lisa Halaby memiliki gagasan.
Menurutnya Pemerintah Kota (Pemko Banjarbaru) memerlukan visi yang terintegrasi dengan kemajuan teknologi digital dalam pembangunan kota.
Juga menurutnya perlu belajar kepada Pemerintah Jepang yang mengimplementasikan konsep New Society, yaitu Society 5.0, sehingga dalam 10 tahun ke depan, pembangunan Kota Banjarbaru dilakukan dengan pendekatan human centre development, yaitu pembangunan yang berfokus pada masyarakat Kota Banjarbaru, dengan mengadopsi teknologi digital terbaru.
“Langkah awal yang dapat dilakukan adalah mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat Kota Banjarbaru memasuki dunia baru atau tatanan baru sebagaimana yang disebutkan dalam konteks Revolusi Industri 4.0 ala barat dan Society 5.0 ala Jepang,” ujarnya.
Adapun persiapan awal yang diperlukan, lanjut lisa Halaby, yakni mengakuisisi keterampilan yang diperlukan dalam konteks Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0.
“Sekaligus mengidentifikasi profesi yang akan terdisrupsi, yaitu digantikan oleh teknologi digital terbaru,” katanya.
Sejalan dengan hal di atas, dibeberkan Lisa, 10 pekerjaan terancam hilang karena permintaannya turun oleh kemajuan teknologi digital.
Sebagai contoh, petugas entri data (jasa tukang ketik), sekertaris eksekutif (administrator), akuntan (petugas pembayar gaji), pekerja perakitan dan bagian informasi pelanggan serta customer service.
Meski demikian, juga terdapat lebih dari 10 pekerjaan baru yang lahir akibat kemajuan teknologi digital, seperti analis data dan ilmuwan, spesialis di bidang AI, spesialis di bidang big data, spesialis di bidang pemasaran dan strategi pemasaran digital, dan spesialis di bidang proses otomatisasi.
“Menghadapi perkembangan terbaru teknologi digital, paling tidak lima strategi yang dapat dilakukan, yaitu mempercepat digitalisasi proses pekerjaan baik di pemerintahan maupun sektor swasta,” jelasnya.
Lalu, memberikan kesempatan untuk bekerja jarak jauh (work from home), dan mempercepat otomatisasi pekerjaan.
Juga mempercepat digitalisasi peningkatan keterampilan dan pelatihan ulang, serta mempercepat implementasi program peningkatan keterampilan dan pelatihan ulang.
“Hal yang juga perlu segera mendapat perhatian dari pemerintah Kota Banjarbaru adalah mempercepat proses transformasi digital organisasi dengan mengubah sistem pemberian tugas kepada pekerja dengan secara teratur menugaskan pada pekerjaan yang berbeda-beda (tour of duty yang panjang-red),” paparnya.
Serta membuat perencanaan pelatihan dalam rangka akuisisi keterampilan baru menyesuaikan dengan Fourth Industrial Revolution 4.0.
Sehingga, dinilai Lisa, pemerintah Kota Banjarbaru tidak punya pilihan kecuali berselancar dalam teknologi digital terbaru, dengan melakukan langkah mengurangi kesenjangan keterampilan, dan literasi digital angkatan kerja melalui pelatihan.
Setelahnya, mengurangi kesenjangan keterampilan dan literasi digital antar pemimpin di daerah mulai dari pemimpin tertinggi walikota hingga RT/RW.
Selanjutnya mengantisipasi masalah kurangnya fleksibilitas birokrasi dengan merespon perkembangan digital terbaru.
Dengan kecenderungan tersebut, papar Lisa, fokus pengembangan SDM Kota Banjarbaru ke depan, dengan dimulai sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi dengan mempersiapkan anak didik dengan lima keterampilan paling dibutuhkan sekarang.
“Pertama, kemampuan berpikir kritis dan analitis. Kedua, mempersiapkan siswa dan mahasiswa dengan kemampuan memecahkan masalah, mulai dari yang sederhana hingga yang paling rumit (problem solver),” paparnya.
“Ketiga, mempersiapkan anak didik dengan keterampilan untuk mandiri, tidak banyak tergantung pada orang lain (self management). Keempat, mempersiapkan anak didik untuk memiliki kemampuan bekerja dalam tim (team work). Kelima, memberikan keterampilan kepada anak didik untuk mengelola dan mengkomunikasikan ide serta kegiatan-kegiatannya kepada rekan kerja serta lainnya,” tutupnya.