Banua Tv, Samarinda – Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Damayanti, menyoroti sejumlah tantangan dan ketimpangan dalam penerapan Kurikulum Merdeka di berbagai jenjang pendidikan di Kaltim. Ia menyampaikan pandangannya bahwa kurikulum baru ini, meskipun progresif dan memberi keleluasaan kepada peserta didik, juga menuntut kesiapan maksimal dari para guru.

Menurut Damayanti, Kurikulum Merdeka pada dasarnya membuka ruang lebih luas bagi siswa untuk belajar secara mandiri, mengeksplorasi materi sesuai minat, serta mengembangkan kreativitas dan karakter. Namun, di balik itu, ia mengingatkan bahwa keberhasilan kurikulum ini sangat bergantung pada kemampuan guru dalam memfasilitasi dan membimbing proses pembelajaran.
“Kurikulum Merdeka ini memungkinkan siswa belajar dengan lebih mandiri. Namun, ini juga membutuhkan keterlibatan aktif guru agar mereka mampu memandu proses pembelajaran dengan baik,” ujar Damayanti, Rabu (16/4/2025).
Kesenjangan Insentif Jadi Catatan Serius
Lebih jauh, politisi perempuan ini mengungkapkan keprihatinannya terhadap ketimpangan pemberian insentif guru di berbagai daerah di Kaltim, terutama bagi guru-guru di jenjang pendidikan dasar.
Ia menyebut, ada beberapa kabupaten/kota yang telah memberikan insentif memadai kepada guru SMA dan SMK, tetapi di sisi lain, guru PAUD dan SMP masih menerima insentif yang rendah dan belum memenuhi standar kesejahteraan layak.
“Masih banyak guru menerima insentif yang tidak sebanding dengan pengorbanan dan kerja keras mereka. Padahal, guru-guru inilah yang berperan penting dalam mencetak generasi masa depan,” tegasnya.
Ia pun mendorong agar Pemerintah Provinsi Kaltim memberi perhatian lebih besar terhadap isu kesejahteraan guru, termasuk memastikan adanya keadilan dalam pemberian insentif di semua jenjang pendidikan, tidak hanya di tingkat atas.
Fokus pada Pengembangan Kompetensi
Selain soal insentif, Damayanti juga menyoroti pentingnya pengembangan kompetensi guru secara berkelanjutan, sebagai bagian dari upaya menyukseskan implementasi Kurikulum Merdeka. Menurutnya, tanpa dukungan peningkatan kualitas tenaga pendidik, maka perubahan kurikulum hanya akan menjadi beban baru yang tidak berdampak signifikan terhadap kualitas pendidikan.
“Guru yang sejahtera dan kompeten adalah kunci untuk menghasilkan sumber daya manusia Kaltim yang unggul dan siap bersaing. Ini adalah investasi jangka panjang bagi masa depan daerah kita,” pungkasnya.
Pernyataan Damayanti ini menambah daftar suara yang menyerukan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap penerapan Kurikulum Merdeka, serta memastikan pemerataan insentif dan pelatihan bagi guru di seluruh wilayah Kaltim, sebagai langkah konkret dalam memajukan sektor pendidikan.
