in , ,

Sapto Setyo Pramono Tegaskan Perlunya Evaluasi dan Tindakan Tegas untuk Keamanan Publik

Banua Tv, Samarinda – Jembatan Mahakam I, yang merupakan ikon penting penghubung antara Kota Samarinda dan Samarinda Seberang, kembali menjadi sorotan setelah insiden penabrakan tongkang bermuatan batu bara pada Sabtu dini hari (26 April 2025). Kejadian ini meninggalkan kerusakan signifikan pada kaki pilar jembatan, memicu kekhawatiran serius terkait dampaknya terhadap keselamatan warga dan infrastruktur vital tersebut.
Kecelakaan ini langsung mendapat perhatian dari berbagai pihak, salah satunya dari Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono, yang menilai insiden ini sebagai peringatan keras mengenai pentingnya pengawasan keselamatan pelayaran di sekitar jembatan. Bagi Sapto, kejadian ini bukan hanya soal kerusakan fisik pada jembatan, tetapi juga berpotensi menambah risiko keselamatan bagi masyarakat yang melintas di sana.
“Ini bukan sekadar kecelakaan biasa. Ini sudah menyangkut keselamatan publik. Saya sangat kecewa dengan pihak-pihak yang seharusnya mengawasi kelancaran pelayaran, seperti Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), serta Pelindo. Harus ada tanggung jawab bersama untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang,” ujar Sapto dengan nada tegas saat ditemui di Samarinda.
Insiden yang terjadi pada dini hari itu mengakibatkan fender pada tiang keempat jembatan mengalami kerusakan parah akibat benturan dari tongkang yang menghantam jembatan. Dalam laporan awal, diketahui bahwa tongkang tersebut bermuatan batu bara, dan meskipun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, kerusakan pada struktur jembatan tetap menjadi masalah serius yang perlu segera ditangani.
Sapto Setyo Pramono langsung merespons dengan mengambil langkah cepat, mengkoordinasikan tindakan bersama pihak-pihak terkait, termasuk Kantor Gubernur dan Ketua DPRD Kaltim. Ia menegaskan bahwa akses jembatan harus segera ditutup untuk sementara waktu demi menghindari potensi bahaya lebih lanjut bagi pengendara dan pejalan kaki yang melintasinya.
“Kita harus segera tutup akses jembatan untuk sementara. Jangan sampai ada korban jiwa lagi. Kejadian di Kutai Kartanegara beberapa waktu lalu sudah menjadi pelajaran berharga untuk kita. Kita tidak boleh mengulang kesalahan yang sama,” tambah Sapto.
Sapto juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap potensi kerusakan lebih lanjut jika masalah ini tidak segera diatasi dengan langkah-langkah preventif. Keamanan jembatan yang merupakan akses vital bagi transportasi di Kota Samarinda pun kini menjadi perhatian utama. Dalam upaya memastikan keselamatan publik, Sapto telah menginisiasi koordinasi dengan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi jembatan Mahakam I.
“Saya minta rapat digelar secepatnya, besok atau lusa. Semua pihak akan kita panggil, termasuk instansi yang bertanggung jawab atas lalu lintas di wilayah ini. Kami akan memastikan semua langkah yang perlu diambil segera dilaksanakan,” tegasnya.
Selain melakukan koordinasi dengan berbagai instansi, Sapto juga menyoroti pentingnya penyelidikan lebih lanjut terkait insiden ini. Dugaan putusnya tali pengikat ponton dan ketidaksesuaian lokasi penambatan ponton yang melanggar peraturan menjadi perhatian utama. Menurutnya, insiden ini telah menunjukkan adanya kelalaian yang harus dipertanggungjawabkan.
“Sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 1989, terdapat zona steril di sekitar jembatan, yaitu 500 meter ke arah hulu dan 5 kilometer ke kanan-kiri jembatan. Kejadian ini terjadi di lokasi yang jelas melanggar ketentuan tersebut. Ini bukan hanya soal kerusakan fisik jembatan, tetapi juga menyangkut pelanggaran aturan yang ada,” jelas Sapto.
Lebih lanjut, Sapto menegaskan bahwa jika terbukti ada pelanggaran serius yang menyebabkan kerusakan pada jembatan, pihak-pihak yang bertanggung jawab harus siap menghadapi konsekuensi hukum.
“Kalau sudah kejadian seperti ini, ini masuk ranah pidana. Apa pun alasannya, apakah itu untuk tambat atau apapun, ini harus diusut tuntas. Kita tidak bisa menoleransi kelalaian yang berpotensi membahayakan banyak orang,” tegasnya, menutup percakapan dengan semangat untuk memastikan keadilan ditegakkan.
Keamanan infrastruktur transportasi di Kalimantan Timur, khususnya Jembatan Mahakam I, menjadi semakin mendesak untuk diperhatikan. Dengan adanya insiden ini, Sapto berharap pemerintah dapat mengambil langkah-langkah preventif yang lebih tegas untuk mencegah terulangnya kecelakaan serupa. Salah satunya adalah melakukan pengecekan rutin dan pemantauan lebih ketat terhadap pelayaran di sekitar jembatan.
Sapto juga berharap agar semua pihak terkait, baik itu instansi pemerintah, perusahaan pelayaran, maupun masyarakat, bekerja sama dalam menjaga keamanan dan kelancaran transportasi yang melibatkan Jembatan Mahakam I. Seiring dengan rapat evaluasi yang segera digelar, harapan besar agar jembatan ini tetap menjadi simbol konektivitas yang aman dan handal bagi seluruh warga Kaltim pun semakin kuat.
“Keamanan jembatan ini sangat penting, dan kita harus memastikan jembatan Mahakam I tetap berfungsi dengan baik. Bagi kami, keselamatan masyarakat adalah prioritas utama,” tutup Sapto.

~ Advertisements ~

Tinggalkan Balasan

Amaf, Dan Mahlan, Dari Rehabilitasi Kenakalan Remaja, Sampai Lulus Tamtama TNI AD

Komisi IV DPRD Kaltim Angkat Bicara Terkait Tuduhan Pelecehan Profesi Advokat