in , ,

Menteri LHK Tekankan Akselerasi Aksi Iklim Pasca COP30 di Kuliah Umum FUCO 2025 ULM

Banua Tv, Banjarbaru – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia, Dr. Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa Indonesia harus mempercepat aksi iklim di seluruh sektor untuk memastikan komitmen pasca COP30 Belem, Brasil berjalan secara konkret. 

~ Advertisements ~

Pernyataan itu disampaikannya saat memberikan Kuliah Umum pada Forestry Update Course (FUCO) 2025 yang digelar Universitas Lambung Mangkurat (ULM), di Auditorium ULM Banjarbaru, 29 November 2025.

Dalam paparannya, Menteri Hanif mengingatkan bahwa isu perubahan iklim tidak lagi sekadar agenda global, tetapi telah menjadi tantangan dalam negeri yang mendesak untuk ditangani. 

Ia menekankan empat poin utama yang harus diperkuat pemerintah, akademisi, dan masyarakat.

Pertama, pengelolaan limbah dan sampah harus ditingkatkan melalui pemanfaatan teknologi, edukasi publik, hingga regulasi yang menekan produksi sampah sejak sumbernya. Kedua, pengendalian pencemaran udara dan air perlu diprioritaskan karena berdampak langsung pada kesehatan masyarakat.

Ketiga, percepatan konservasi keanekaragaman hayati, restorasi ekosistem, dan perlindungan kawasan hutan harus dilakukan untuk mencegah hilangnya cadangan karbon. Keempat, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim perlu diperkuat melalui pemanfaatan energi bersih, insentif ekonomi hijau, hingga pengetatan pengawasan perizinan lingkungan.

Menteri Hanif juga menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mendukung kebijakan iklim nasional.

“Ini bukan hanya urusan pemerintah. Dunia akademik, termasuk ULM, punya kontribusi strategis dalam membuka jalan bagi aksi iklim berbasis sains,” ujarnya.

Kegiatan FUCO 2025 yang diselenggarakan ULM menghadirkan ratusan peserta dari kalangan akademisi, peneliti, mahasiswa, praktisi, hingga pemangku kepentingan terkait. 

ULM disebut Menteri sebagai lembaga yang memiliki peran kunci dalam menghasilkan inovasi dan sumber daya manusia yang kompeten dalam isu kehutanan dan lingkungan.

Rektor ULM, Prof. Dr. Ahmad, dalam sambutannya menyampaikan bahwa FUCO telah menjadi ruang strategis bagi ULM untuk mempertemukan riset, kebijakan, dan praktik lapangan, terutama dalam isu kehutanan tropis dan perubahan iklim.

Sesi tanya jawab berlangsung dinamis, dengan peserta menyoroti isu deforestasi, kualitas udara perkotaan, pengelolaan limbah B3, hingga pentingnya teknologi hijau. 

Menteri Hanif merespons satu per satu dengan penjelasan menyeluruh, termasuk tantangan birokrasi, kebutuhan data berbasis sains, serta langkah kolaboratif yang harus ditempuh pemerintah pusat dan daerah.

Melalui kegiatan ini, ULM kembali menegaskan kontribusinya sebagai pusat keilmuan lingkungan dan kehutanan yang mendukung agenda besar Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim global.

Tinggalkan Balasan

TP PKK Desa Pematang Tampilkan Inovasi pada Penilaian UP2K Tingkat Kabupaten Balangan

Lulusan Poltekpar Palembang Diangkat Menjadi Motor Penggerak Pariwisata Berkelanjutan