Banua Tv, Samarinda – Pentingnya transformasi pola pikir generasi muda terhadap sektor pertanian, disuarakan Anggota Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Muhammad Samsun.

Pertanian, menurutnya bukan lagi semata-mata pekerjaan tradisional, tetapi telah berkembang menjadi ruang usaha potensial yang dapat digarap dengan pendekatan modern dan inovatif.
Dalam konteks ini, Samsun mendorong pemuda-pemudi Kalimantan Timur untuk mulai memandang pertanian sebagai bidang strategis yang menjanjikan masa depan cerah, tidak hanya dari segi ekonomi, tetapi juga dari sisi kontribusi terhadap ketahanan pangan dan kemandirian daerah.
Samsun menjelaskan, pemerintah saat ini tidak tinggal diam dalam memperkuat sektor pertanian, khususnya dengan membuka ruang partisipasi yang luas bagi kaum muda. Melalui program-program pendampingan, pelatihan, hingga insentif bagi pelaku usaha pertanian muda, pemerintah bersama berbagai lembaga terkait tengah berupaya menciptakan ekosistem yang mendukung regenerasi petani.
Langkah-langkah itu menurutnya harus dimanfaatkan secara maksimal oleh generasi muda di Bumi Etam.
“Anak muda di Kalimantan Timur seharusnya tidak lagi memandang sebelah mata pertanian. Dunia pertanian sekarang bukan lagi soal mencangkul dan berkotor-kotor di sawah. Ini adalah sektor yang sangat terbuka untuk digarap secara kreatif dan berbasis teknologi. Potensinya sangat besar jika ditekuni secara serius dan inovatif,” tegasnya.
Ia menyoroti tren di kalangan generasi muda yang cenderung mengejar usaha-usaha yang sedang populer di media sosial, seperti kuliner kekinian atau bisnis daring, namun melupakan kekuatan sektor yang menjadi penopang dasar perekonomian nasional, yakni pertanian.
Samsun menyayangkan jika sektor pertanian terus-menerus ditinggalkan, sebab tanpa regenerasi petani, dikhawatirkan akan terjadi krisis pangan dan terganggunya stabilitas ekonomi lokal maupun nasional.
Lebih lanjut, Samsun menjelaskan bahwa ide-ide segar dan semangat berinovasi yang dimiliki anak muda justru menjadi modal utama untuk melakukan transformasi sektor pertanian.
Dengan pendekatan teknologi pertanian modern, seperti pertanian presisi (precision farming), hidroponik, digitalisasi pasar hasil pertanian, serta pengelolaan berbasis data, sektor ini dapat menjadi sangat kompetitif bahkan di level global.
“Bayangkan jika sektor ini dikelola oleh pemuda-pemudi cerdas dan kreatif. Pertanian tidak akan lagi identik dengan keterbelakangan, melainkan menjadi sektor unggulan yang mampu mencetak jutawan-jutawan baru dari desa,” ujarnya.
Samsun juga menekankan bahwa pertanian memiliki dimensi strategis yang lebih luas. Selain menciptakan lapangan kerja dan peluang usaha, sektor ini sangat krusial dalam mendukung ketahanan pangan dan kedaulatan ekonomi suatu bangsa. Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, krisis energi, dan gangguan rantai pasok, pertanian lokal menjadi benteng terakhir dalam menjaga kestabilan pasokan makanan masyarakat.
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, institusi pendidikan, komunitas pemuda, hingga sektor swasta, untuk bersinergi dalam membangun narasi baru tentang pertanian.
Ia berharap Kalimantan Timur bisa menjadi salah satu pelopor kebangkitan generasi petani muda yang profesional, produktif, dan berdaya saing.
“Jika kita mau bertahan sebagai bangsa yang kuat dan mandiri, maka kita tidak bisa meninggalkan pertanian. Justru kita harus mengemasnya ulang agar menjadi lebih menarik bagi generasi muda. Ini bukan hanya tanggung jawab petani atau pemerintah, tapi tanggung jawab kita bersama,” tutup Samsun.