Banua Tv, Tanah Bumbu – Inovasi dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) membawa angin segar bagi para pembudidaya ikan di Desa Sebamban Baru, Kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu.
Melalui kegiatan Workshop Pembuatan Pakan Ikan dari Limbah Bungkil Kelapa Sawit, kelompok 02 KKN-T Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan memperkenalkan cara mengolah limbah sawit menjadi pakan alternatif bernutrisi bagi ikan air tawar.
Workshop yang digelar di kediaman salah satu pembudidaya lokal, Jaelani, turut dihadiri oleh penyuluh perikanan Tanah Bumbu, Ugiyanti Ahsari, para pembudidaya ikan air tawar desa, aparat desa, serta perwakilan dari PT Borneo Indobara yang sedang melakukan kunjungan ke lokasi.
Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa memperkenalkan cara mengolah bungkil kelapa sawit, menjadi tepung pakan yang kaya protein dan serat.
Dengan kandungan protein kasar sekitar 14–19%, bahan ini dinilai sangat potensial untuk menekan biaya pakan tanpa mengurangi kualitas budidaya ikan.
“Saya sangat senang dengan adanya pelatihan ini. Saya baru tahu kalau bungkil kelapa sawit bisa diolah jadi pakan ikan, dan ternyata kandungan proteinnya cukup tinggi,” ujar Jaelani.
Kegiatan ini tidak hanya fokus pada teori, peserta juga diajak praktik langsung mulai dari pencampuran bahan-bahan seperti bungkil sawit, ikan rucah, tepung, dan dedak, hingga proses pencetakan dan pengeringan pakan menggunakan panas matahari.
Teknik ini dinilai efektif untuk menghasilkan pakan yang tahan lama dan tetap bergizi.
Mahasiswa KKN-T menekankan bahwa pemanfaatan bungkil sawit tidak hanya berdampak pada lingkungan karena mengurangi limbah organik, tetapi juga membuka peluang usaha baru di sektor perikanan dan mendukung kemandirian ekonomi desa.
“Inovasi ini seperti pepatah, ‘sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui’. Selain ramah lingkungan, juga membantu para pembudidaya menekan pengeluaran dan meningkatkan kualitas produksi,” ujar salah satu mahasiswa KKN.
Dengan mayoritas warga desa bekerja di sektor perkebunan kelapa sawit, pasokan bahan baku pakan sangat melimpah dan mudah diakses. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri bagi Desa Sebamban Baru untuk mengembangkan model pakan mandiri yang murah, efisien, dan berkelanjutan.


