Banua Tv, Samarinda– Lembaga legislatif Kalimantan Timur (Kaltim) merasa tidak dihargai oleh perusahaan yang menabrak Jembatan Mahakam I.
PT Pelayaran Mitra Tujuh Samudra, perusahaan yang bertanggung jawab atas insiden tersebut, diduga tidak kooperatif dan beberapa kali mangkir dari panggilan resmi DPRD Kaltim.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar pada Senin (28/04/2025), Ketua Komisi II DPRD Kaltim Sabaruddin Panrecalle mengusir perwakilan PT Pelayaran Mitra Tujuh Samudra karena tidak memberikan keputusan yang memuaskan.
“Anda tidak bertanggung jawab di sini, silakan keluar. Karena anda tidak memberikan keputusan!,” tegas Sabaruddin.
Sabaruddin juga meminta agar perizinan perusahaan dievaluasi.
“Tolong dievaluasi terkait perizinannya. Perusahaan Pelayaran Mitra Tujuh Samudra tolong dievaluasi!” tambahnya geram.
Insiden penabrakan Jembatan Mahakam I oleh tongkang milik PT Pelayaran Mitra Tujuh Samudra terjadi pada Februari lalu, yang menyebabkan fender pelindung hilang.
Pembangunan fender itu sendiri ditaksir bakal menelan biaya Rp 35 miliar. Namun, perusahaan diduga lamban dalam memberikan pertanggungjawaban atas insiden tersebut.
RDP ini sendiri menjadi respons cepat dewan Kaltim menyikapi insiden yang berulang.
Pada Sabtu (26/04/2025), Jembatan Mahakam I kembali ditabrak oleh tongkang milik PT Energi Samudra Logistik, menyebabkan pilar penyangga tampak miring.
DPRD Kaltim meragukan keseriusan perusahaan mengganti kerusakan yang ditimbulkan akibat insiden Februari silam.
“Kami tidak bisa mentolerir perusahaan yang tidak kooperatif dan tidak bertanggung jawab,” kata Sabaruddin.
